Minggu, 16 Mei 2010

Legenda Muslim Pertama Belanda

Seorang Zinedine Zidane, legenda hidup sepakbola Prancis, telah membuka mata dunia sebagai pemain sepakbola muslim yang paling sukses sepanjang sejarah sepakbola dunia. Zidane menjadi cerminan bagi pemain-pemain muslim lainnya bahwa pemain sepakbola dapat memberikan pengaruh yang luar biasa hebatnya bagi orang lain, jika pemain tersebut mampu memberikan teladan dari penampilannya di atas lapangan hijau.

Kehebatan Zidane itulah yang memacu pemain-pemain muslim lainnya untuk bisa melakukan hal yang sama. Di Prancis saat ini atau setelah Zidane mengundurkan diri, setidaknya telah lahir pemain muslim yang memiliki masa depan cerah. Dia adalah Franck Ribery.

Pemain tengah klub Olympique Marseille itu, masuk Islam dengan nama Bilal setelah menikahi perempuan muslim asal Maroko, Wahiba Belhami. Dari perkawinannya itu, pria kelahiran 1 April 1983 ini telah memiliki seorang anak perempuan Hizya, yang lahir 18 Juli tahun lalu. Nama Ribery menjadi ikon persepakbolaan Prancis lewat penampilannya yang memukau saat Piala Dunia 2006 di Jerman, Juni-Juli lalu.

Akan tetapi, dibanding Franck Ribery, ada lagi pemain muslim yang namanya saat ini sedang meroket. Dia adalah Robin van Persie. Van Persie adalah pemain kelahiran negeri Kincir Angin Belanda yang berdarah Maroko. Akan tetapi, sebelumnya dia bukanlah seorang muslim. Dia mulai masuk Islam setelah menikah dengan perempuan keturunan Belanda-Maroko, Bouchra.

Tidak heran kalau di Belanda banyak pemain sepakbola muslim. Seperti halnya Prancis, Belanda adalah negeri multirasial karena derasnya arus imigran. Bahkan, peranan para imigran sangat besar dalam membangun kedua negara tersebut, termasuk dalam industri sepakbola.

Ketika direkrut klub raksasa Inggris, The Gunners Arsenal, nama Van Persie belum menonjol. Itu lantaran dia masih terlalu muda dan sering tidak diturunkan oleh pelatih Arsene Wenger.

Akan tetapi, dia langsung menebar pesonanya di lapangan hijau jika dimainkan. Termasuk juga ketika pelatih tim Oranje Belanda, Marco van Basten menjadikan Van Persie sebagai pemain inti pada Piala Dunia 2006 di Jerman, Juni-Juli lalu.

Kegagalan Belanda di Jerman tak membuat Van Persie berhenti dalam berkarya dan berkreasi di atas lapangan hijau. Kemampuan Van Persie semakin menggila ketika dia kembali tampil bersama Belanda di Pra-Piala Eropa 2008.

Pada dua penampilan terakhirnya di Pra-Piala Eropa 2008, Van Persie membuktikan kepada negerinya bahwa dialah pemain muslim pertama yang langkahnya semakin mantap untuk menjadi sang legenda sepakbola Belanda, yang prestasinya patut disejajarkan dengan para legenda lainnya seperti Johan Cruyff, Marco van Basten, Ruud Gullit, dan lain-lain.

Setelah hilangnya sejumlah penyerang tangguh Belanda saat ini, baik karena aksi boikot maupun cedera seperti Ruud van Nistelrooy, Dirk Kuyt, dan lain-lain, nama Van Persie langsung melesat sebagai pemain kunci timnas Belanda.

Dia sudah membuktikan kepada Van Basten bahwa dia memiliki kemampuan ganda yang hebat, yakni sebagai pemain sayap kanan maupun striker murni. Dua kemampuan itu sudah dia buktikan di arena Pra-Piala Eropa 2008.

0 comments:

Posting Komentar

Recent Post

Mesa Javier's Blog © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute